Cinta memang sulit untuk dimengerti kadang senang kadang sedih membuat gadis seperti ku dipermainkan pertama kali oleh seorang pria ya biasa nya aku yang selalu mempermainkan pria, mungkin ini karma buat ku disaat aku baru duduk di bangku sma
"yuki, kamu gugus berapa?" ucap chika padaku
"gugus 7 chika, kamu?"
"yah beda dong, aku gugus 12"
"yah.. Semoga kaka pembimbingnya baik ya" ucapku tersenyum, hari ini adalah hari dimana aku pertama kali masuk sma, yap aku sedang menjalani masa orientasi siswa
saat sedang istirahat aku menghampiri gugus chika untuk sekedar bercanda, saat ku mendekati chika dia sedang berbicara dengan seorang pria
"chika" ucap ku menepuk bahunya, dia pun menoleh padaku
"eh ki, kenalin nih boy william temen gugus gue" ucapnya memperkenal kan teman barunya
"yuki" ucap ku tersenyum
"boy"
"chika kantin yuk laper nih" ajak ku pada chika
"boleh deh, boy ikut yuk" ucap nya lalu boy pun mengangguk,
semenjak perkenalan kami saat mos dlu, kini aku dan boy semakin akrab walau kami beda kelas tapi ketika istirahat dia selalu mendatangi kelas ku, banyak teman-teman ku yang mengira bahwa kami sepasang kekasih karna dimana ada aku pasti ada boy aku dan dia seperti perangko yang tak mau lepas dengan surat, seperti pohon yang tak mau jauh dari akar. Sebenarnya sejak pertemuan itu aku sudah menyimpan rasa untuknya, walau aku belum tau rasa apa yang ada di hati ku
"yuki kamu sama boy pacaran ya?" ucap nina salah satu teman sekelas ku
"eng..ngga ko cuma temen aja" ucapku tersenyum mendengarnya
"tapi gosip nya udah nyebar loh, katanya kamu sama boy pacaran" ucap nikita pada ku juga
"iya gosip nya tuh udah nyebar dikelas ini sama di kelas dia" ucap tian dan lagi2 aku hanya tersenyum saja membuat mereka semakin penasaran dengan hubungan ku
"ih kamu mah kalau ditanya senyum senyum doang, wah bener ya kamu ada apa2 sama boy" ucap nimaz
"engga ko beneran" ucapku
"yuki tuh boy nyariin" ucap salah satu teman sekelasku lalu aku pun menghampiri boy
"tuh kan aku bilang juga apa pasti ada apa2 nya" ucap nimaz yang membuat semua temannya dia seribu bahasa melihat aku dan boy yang sedang berbicara
sudah 4 blan aku kenal dengan boy namun entah mengapa aku dan dia sudah jarang bersama, mungkin karna tugas kami semakin banyak membuat ku dengannya tidak sedekat dulu tapi dia tiba2 menghampiri kelas ku entah ada angin apa yang membawa nya menemui ku
"yuki. Aku minta no nya nina dong" ucap boy padaku, sebenarnya aku tdk ingin memberinya tapi aku takut dia curiga padaku, sudah lama aku memendam rasa ini, rasa yang sebenarnya tidak ingin aku rasakan, rasa yang tidak aku beritahu pada siapa pun, lalu dengan berat hati aku memberi nya no nina, dan semenjak itu aku dan boy sudah tidak dekat dia pun sudah jarang mengirimi ku sms
"yuki, kamu ko ga bareng sama boy lagi?" ucap nimaz
"iya tumben sekarang udah ga bareng biasanya selalu bareng2" ucap nikita aku tak menjawab omongan mereka, sakit sebenar nya mengingat dia yang biasanya perhatian dan melindungi ku tapi entah mengapa kedekatan kami seperti tidak ada guna nya bagi dia, mungkin dia hanya menganggapku sebagai temannya saja,
"yuki, si boy kemarin sms aku" ucap nina yang tiba2 datang
"sms apa?" ucap tian
"ya sms nya sih udah lama ya, tapi puncaknya tuh kemaren dia nembak aku" ucap nina membuat ku dan yang lain terkejut bukan main, tapi aku masih bisa mengontrol emosi dengan tersenyum. Dengan adanya kejadian itu aku mulai dikenal kan dengan beberapa pria yang dikenalkan oleh teman2 ku
"yuki kamu mending sama esa aja" ucap nikita
"esa siapa?" ucapku pada nikita
"teman smp ku dia baik ko" dan aku pun dikenalkan oleh esa, setelah lama kenal esa pun menembakkuaku bimbang karena hati ku sebenarnya masih ada untuk boy tapi karna di paksa aku pun terima ya itung2 buat melupakan rasa ku ini pada boy, tapi hubungan ku tdk begitu lama hanya satu bulan, banyak ketidak cocokan yang ada pada hubungan kami dan nikita pun menerima keputusan ku untuk mengakhiri hubunganku, yang tidak ku sangka boy hadir lagi di hidup ku padahal aku sudah bersusah payah melupakan nya tapi kini dia hadir lagi
"udah deh kamu sama boy aja" ucap nina
"iya sama boy aja, kalian tuh mirip tau" ucap nimaz
"menerut kamu gimana?" ucap ku pada tian
"terserah kamu aja, itu kan keputusan kamu" ucap tian, ya tian adalah sosok teman yang paling bijaksana diantara kami, cara berfikir dia juga sudah dewasa,
"kalau kamu?" ucap ku pada nikita
"jangan deh, kamu jangan sama boy, dia itu brengsek mainin perasaan kamu doang" ucapnya, tapi aku tidak memperdulikannya bicara sampai satu ketika dia berbicara sesuatu
"kalau kamu ada apa2 sama boy jangan salahin aku, aku udah bilang sama kamu" ucap nikita lagi
aku sungguh bahagia bisa berpacaran dengan nya walau ada pihak yang menentang tapi ini kisah ku apa pun yang mereka katakan tentang boy tidak aku tanggapi
"yuki, nonton yu" ucapnya
"tapi jangan berdua, ajak chika ya" ucapku
"yaudah coba ajak dia"
"eh jangan deh, ajak nikita aja" ucapku, saat ku melihat nikita aku pun memanggilnya
"nikita" ucapku melambaikan tangan padanya dan dia pun menghampiriku
"apa ki?"
"nonton yu?" ajak ku
"engga ah aku sama temen2 sekelas kan pada mau main, kamu ikut kita aja" ucapnya ya aku pun ikut teman2 sekelas ku untuk main,
sehari setelah main bersama boy pun nampak menjauh dari ku entah faktor apa yang membuat nya berubah, saat ku sedang bersantai dia tiba2 mengirimi ku sebuah pesan singkat melalui hp
from : sayang :*
yuki mending lebih baik hubungan kita cukup sampai disini
deeggg hati ku hancur berkeping2 ini sudah yang kedua kali nya dia menyakiti ku aku pun tak sanggup untuk membalas sms tersebut
keesokan harinya aku pun menceritakan semua yang boy lakukan pada teman2ku
"tuh aku bilang juga apa kamu sih ga mau denger ucapan aku, nyesel kan akhirnya" ucap nikita dan aku hanya diam mengdengar kata2 nya
"udah deh lupain laki2 kaya dia, tampang pas2an tapi mainin perempuan" ucapnya lagi
"siapa suruh si kamu ikutin ucapan mereka" ucapnya lagi sambil menunjuk nina dan nimaz
"lah ko salah kita sih?" ucap nimaz tak mau disalahkan
"iya ko jadi aku juga ikut2an" ucap nina tak mau kalah
"emang iya kan, kan kalian yang nyuruh yuki buat pacaran sama boy jadi gini nih" ucap nikita
"udah udah apaan sih kalian malah berantem, yuki kamu sabar aja ya, pasti dia bakal dapet karma nya" ucp tian
sejak saat itu aku sangat membenci boy sangat2 membenci walau sudah setahun lama nya kejadian itu tapi entah mengapa rasa ku pada nya tidak pernah berubah, sampai satu ketika aku berkenalan dengan seorang pria yang berbeda sekolah dia bernama stefan,
"siapa ki?" ucap nimaz ketika melihat stefan mengantarku
"oh temen ko" ucap ku tersenyum
"temen apa temen?" ledek mereka membuat pipi ku merona
aku fikir aku tidak bisa merasakan cinta yang lain dalam hatiku namun aku salah ketika aku bertemu dengan stefan, sosok yang sangat mengerti aku
"yuki aku sayang sama kamu, kamu mau yah jadi pacar aku" itu kalimat yang sangat indah ketika stefan mengucapkannya pada ku, dan dengan senang hati aku menerima nya sebagai kekasihku.
"ya aku mau ko" ucapku tersenyum, dia pun langsung memeluk ku erat, aku tersenyum karna ini akan menjadi awal kebahagiaanku
selesaiiiiiii
#minta saran dong#